Respon Masyarakat Nusantara Atas kedatangan Islam

Respon Masyarakat Nusantara Atas kedatangan Islam 

Dalam islamisasi di nusantara  Islam tidak langsung diterima karena pada masa itu nusantara sangatlah kental dengan pengaruh-pengaruh Hindu dan Budha dan telah memercayai agama lama (animisme, dinamisme, hindu, buda ) oleh karena itu para pendakwah di nusantara menggunakan pendekatan seni dan budaya agar mudah diterima oleh masyarakat Nusantara. Dalam penyebaran agama Islam wali sanga menggunakan media budaya maupun seni untuk menyebarkan agama Islam contohnya adalah wayang, tembang ilir-ilir, bonang, dll. Media tersebut sangatlah efektif untuk menyebarkan agama Islam di nusantara dan media tersebut dapat diterima dengan baik oleh masyarakat nusantara. Ditangan para wali ini, seni budaya dipadukan dengan ajaran Islam menjadi media dakwah. Karena pada saat itu masyarakat nusantara sangat kental dengan kepercayaan lama ( Animisme, Dinamisme, hindu, buda ).

Selanjutnya dalam menyebarkan agama Islam tidaklah menggunakan cara yang frontal tetapi toleran terhadap seni dan budaya lokal agar mudah diterima. Agama Hindu yang berpegangan Dewa (Hyang,Sang Hyang) dijadikan sebagai langkah awal dalam penyiaran ajaran Islam. Masyarakat yang pada saat itu melakukan sesembahan terhadap dewanya  dikaitkan dengan cerita para Nabi. Proses perpaduan budaya yang pertama yang dilakukan oleh para wali sanga yaitu melalui silsilah wayang dengan nabi-nabi, selain menggunakan media wayang wali sanga juga menggunakan media rukun islam sebagai medianya. Hal ini karena arti rukun islam adalah usaha untuk mengubah seseorang dari jahiliyah.

REFERENSI

Armansyah,Yudi, Prinsip Toleransi Sunan Kalijaga Dan Kontribusi Dalam Islamisasi Masyarakat jawa, Konstektualitas, Vol. 28, No. 1, 2013. 

Hafidz,Miftakhurrahman, Sujitro, dan kayan Swastika, Peranan Sunan Kalijaga Dalam Islamisasi di Tanah Jawa, Artikel Ilmiah Mahasiswa, 2015.

Share this post